Newest Post

Kelarutan

| Rabu, 21 Mei 2014
Baca selengkapnya »
Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan suatu zat adalah:
  1. ph
  2. Temperatur
  3. Jenis pelarut
  4. Bentuk dan ukuran partikel
  5. Konstanta dielektrik pelarut
  6. Adanya zat-zat lain misalnya sulfaktan pembentuk kompleks ion sejenis dan lain-lain

Kelarutan

Posted by : Unknown
Date :Rabu, 21 Mei 2014
With 0komentar
|
Baca selengkapnya »
Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan suatu zat adalah:
  1. ph
  2. Temperatur
  3. Jenis pelarut
  4. Bentuk dan ukuran partikel
  5. Konstanta dielektrik pelarut
  6. Adanya zat-zat lain misalnya sulfaktan pembentuk kompleks ion sejenis dan lain-lain
Posted by : Diko Fadilat
Date :
With 0komentar

Zat yang terdapat didalam tumbuhan dan daun

| Sabtu, 10 Mei 2014
Baca selengkapnya »
KLOROFIL
            Istilah klorofil berasal dari bahasa Yunani yaitu Chloros artinya hijau dan phyllos artinya daun. Ini diperkenalkan tahun 1818, dimana pigmen tersebut diekstrak dari tumbuhan dengan menggunakan pelarut organik. Hans Fischer peneliti klorofil yang memperoleh nobel prize winner pada tahun 1915 berasal dari technishe hochschule, munich germany.
            Klorofil adalah pigmen pemberi warna hijau pada tumbuhan, alga dan bakteri fotosintetik. Senyawa ini yang berperan dalam proses fotosintesis tumbuhan dengan menyerap dan mengubah tenaga cahaya menjadi tenaga kimia. Dalam proses fotosintesis, terdapat 3 fungsi utama dari klorofil yaitu memanfaatkan energi matahari, memicu fiksasi COmenjadi karbohidrat dan menyediakan dasar energetik bagi ekosistem secara keseluruhan. Dan karbohidrat yang dihasilkan fotosintesis melalui proses anabolisme diubah menjadi protein, lemak, asam nukleat dan molekul organik lainnya.

Macam-macam klorofil adalah sebagai berikut :

 - klorofil a: menghasilkan warna hijau biru

 - klorofil b: menghasilkan warna hijau kekuningan
  
- klorofil c: menghasilkan warna hijau coklat    

  - klorofil d: menghasilkan warna hijau merah
Klorofil a
            Klorofil a adalah suatu senyawa kompleks antara magnesium dengan porfirin yang mengandung cincin siklopentanon (cincin V). Keempat atom nitrogennya dihubungkan secara ikatan. Koordinasi dengan ion Mg2+ membentuk senyawa kompleks planar yang mantap. Rantai sampingnya yang bersifat hidrofob adalah suatu terpenoid alkohol dan fitol yang dihubungkan secara ikatan ester dengan gugus propionat dari cincin IV. Klorofil a merupakan salah satu bentuk klorofil yang terdapat pada semua tumbuhan autotrof.Rumus kimia klorofila C55H72O5N4Mg


Klorofil b
Klorofil b adalah klorofil kedua yang terdapat pada tumbuhan hijau. Klorofil b juga terikat pada proteindidalam sel. Klorofil B terdapat pada ganggang hijau chlorophyta dan tumbuhan darat. Rumus kimianya C55 H70 O6 NMg
Klorofil a dan klorofil b paling kuat menyerap cahaya bagian merah dan ungu spektrum,cahaya hijau yang paling sedikit diserap maka apabila cahaya putih menyinari struktur-struktur yang mengandung klorofil seperti misalnya daun maka sinar hijau akan dikirimkan dan dipantulkan sehingga strukturnya tampak berwarna hijau. Karoten termasuk ke dalam kromoplas yaitu plastida yang berwarna dan mengandung pigmen selain klorofil.



Klorofil c
Klorofil C terdapat pada ganggang coklat Phaeophyta serta diatome Bacillariophyta.Rumus kimia kolorofil C
Kelompok C3 (-CH = CH2) (-CH = CH2) (-CH = CH2) (-CH)
Kelompok C7 (-CH3) (-CHO) (-CH3) (-CH3) (-CH3)
Kelompok C8 (-CH2CH3) (-CH2CH3) (-CH2CH3) (-CH)
Kelompok C17 (-CH2CH2COO-Phytyl) (-CH2CH2COO-Ph


Klorofil d
Klorofil d terdapat pada ganggang merah Rhadophyta. Akibat adanya klorofil, tumbuhan dapat menyusun makanannya sendiri dengan bantuan cahaya matahari..

β-Karoten adalah pigmen berwarna dominan merah-jingga yang ditemukan secara alami pada tumbuhan dan buah-buahan. Beta karoten merupakan senyawa organik, secara kimiawi diklasifikasikan sebagai hidrokarbon, dan secara spesifik diklasifikasikan sebagai terpenoid (isoprenoid), mencerminkan bahwa ia merupakan turunan unit isoprena. Beta karoten disintesis oleh tumbuhan dari geranilgeranil pirofosfat.
Beta karoten merupakan anggota karoten, yang merupakan tetraterpena turunan dari isoprena dan memiliki rantai karbon berjumlah 40. Di antara semua karoten, beta karoten dicirikan dengan keberadaan cincin beta pada kedua ujung molekulnya. Penyerapan beta karoten oleh tubuh meningkat dengan meningkatnya asupan lemak, karena karoten larut oleh lemak.
Beta karoten adalah senyawa yang memberikan warna jingga pada wortel, labu, dan ubi, dan merupakan senyawa karoten yang paling umum pada tumbuhan. Ketika diaplikasikan sebagai pewarna makanan, beta karoten memiliki bilangan E160. Di alam, beta karoten adalah bentuk awal dari Vitamin A melalui enzim beta-carotene 15,15'-monooxygenase. Isolasi beta karoten di dalam buah-buahan umumnya menggunakan metode kromatografi kolom. Pemisahan beta karoten dari campuran dengan senyawa karotenoid lainnya berdasarkan polaritasnya. Beta karoten bersifat non-polar, sehingga dapat dipisahkan dengan pelarut non-polar seperti heksana.
Berdasarkan unsur-unsur penyusunnya karotenoid dapat digolongkan dalam dua kelompok pigmen yaitu karoten dan xantofil. Karoten mempunyai susunan kimia yang hanya terdiri dari C dan H seperti alfa, beta gamma karoten. Sedangkan xantofil terdiri dari atom-atom C, H dan O. Contoh senyawa yang termasuk dalam xantofil antara lain: cantaxanthin, astaxanthin, rodoxanthin dan torularhodin. Sebenarnya xantofil menurut pengelompokannya turunan karoten yang mengandung oksigen didalam struktur molekulnya 



struktur kimia dari Beta Karoten
Sumber : http://aquilarandom.blogspot.com/2012/05/klorofil-abc-dan-d.html
               http://id.wikipedia.org/wiki/Beta-karoten
               
http://id.wikipedia.org/wiki/Karotenoid
               
http://iandrumer.blogspot.com/2011/12/laporan-pigmen.html


Zat yang terdapat didalam tumbuhan dan daun

Posted by : Unknown
Date :Sabtu, 10 Mei 2014
With 1 komentar:

Uji Lucas dan Bordwell pada alkohol

| Minggu, 06 April 2014
Baca selengkapnya »
         Uji Lucas
Uji ini dilakukan untuk membedakan alkohol-alkohol primer, sekunder, dan tersier yang dapat larut dalam air. Reagen Lucas merupakan suatu campuran asam klorida pekat dengan seng klorida. Seng klorida adalah suatu asam lewis, yang ketika ditambahkan ke dalam asam klorida akan membuat larutan menjadi lebih asam. Alkohol tersier yang larut dalam air akan bereaksi dengan reagen Lucas dengan cepat membentuk alkyl klorida yang tak larut dalam larutan berair. Sementara pembentukan fasa cair kedua yang terpisah dari larutan semula di dalam tabung reaksi segera setelah alkohol bereaksi merupakan indikasi keberadaan alkohol tersier.
Alkohol sekunder bereaksi lambat, setelah sedikit pemanasan akan terbentuk fasa cair lapisan kedua, biasanya sekitar 10 menit (Alkohol primer dan metanol tidak bereaksi pada kondisi ini). Pada alkohol tersier, atom klor biasanya terikat pada atom karbon yang sebelumnya mengikat gugus –OH. Pada alkohol sekunder, seringakali atom klor ini terikat pada atom karbon yang mengikat gugus hidroksi,  namun penataan ulang dapat saja terjadi, yang mengakibatkan terikatnya atom klor  pada atom karbon yang sebelumnya tidak mengikat –OH.

Uji Bordwell 
Alkohol primer dapat teroksidasi menjadi asam karboksilat dengan adanya asam kromat. Dimana
bilangan oksidasi Cr6+ pada asam kromat, yang berwarna merah kecoklatan tereduksi menjadi
Cr+3 yang berwarna hijau. Sementara alkohol sekunder teroksidasi menjadi keton oleh asam kromat.
Untuk alkohol tersier tidak dapat teroksidasi oleh asam kromat dan Fenol biasanya teroksidasi menjadi
berwarna coklat oleh asam kromat. Oleh karena itu, reaksi ini di satu sisi dapat membedakan alkohol
primer dan sekunder, dan disisi lain membedakan alkohol primer dan sekunder dengan alkohol tersier. 



Uji Lucas dan Bordwell pada alkohol

Posted by : Unknown
Date :Minggu, 06 April 2014
With 0komentar

UJI KELARUTAN SENYAWA ORGANIK

| Jumat, 28 Maret 2014
Baca selengkapnya »



LAPORAN PRAKTIKUM
UJI KELARUTAN SENYAWA ORGANIK 

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 6

ANISA WINARNI
FITRIANINGSIH
PANJI MULYOTOMO
RAHMA DINA SAFITRI
WINDI AZIZAH FITRI 

I. PENDAHULUAN

A.    Latar belakang
Kata organik merupakan istilah yang digunakan pada awal perkembangan ilmu kimia yang ditandai dengan adanya pengelompokan senyawa-senyawa kimia menjadi dua golongan besar, yaitu senyawa organik dan senyawa anorganik. Senyawa organik yang merupakan satu golongan besar senyawa yang dikaji secara khusus dalam kimia organik, banyak manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu senyawa organik adalah hidrokarbon. Senyawa organik adalah golongan besar senyawa kimia yang molekulnya mengandung karbon, kecuali karbida, karbonat, dan oksida karbon. Studi mengenai senyawaan organik disebut kimia organik. Banyak di antara senyawaan organik, seperti protein, lemak, dan karbohidrat, merupakan komponen penting dalam biokimia. Di antara beberapa golongan senyawaan organik adalah senyawa alifatik, rantai karbon yang dapat diubah gugus fungsinya; hidrokarbon aromatik, senyawaan yang mengandung paling tidak satu cincin benzena; senyawa heterosiklik yang mencakup atom-atom nonkarbon dalam struktur cincinnya; dan polimer, molekul rantai panjang gugus berulang. Pembeda antara kimia organik dan anorganik adalah ada/tidaknya ikatan karbon-hidrogen. Sehingga, asam karbonat termasuk anorganik, sedangkan asam format, asam lemak pertama, organik. Nama “organik” merujuk pada sejarahnya, pada abad ke-19, yang dipercaya bahwa senyawa organik hanya bisa dibuat/disintesis dalam tubuh organisme melalui vis vitalis – life-force.
Senyawa organik biasa disebut pula sebagai senyawa karbon, yaitu senyawa yang mengandung unsur karbon (kecuali oksida karbon, senyawa karbonat dan sianida). Senyawa inilah yang membentuk tubuh makhluk hidup (organisme) oleh sebab itu biasa disebut senyawa organik. Senyawa organik ini menjadi topik tersendiri selain karena ia sangat dekat dengan kehidupan juga karena memiliki variasi yang beragam. Yang membuat senyawa karbon begitu beragam adalah karena sifat istimewa dari unsur karbon, yaitu: Unsur karbon adalah unsur golongan IV A sehingga ia mempunyai empat elektron valensi yang mampu berikatan dengan unsur non logam lainnya.
Hidrokarbon adalah senyawa organik yang hanya terdiri dari atom karbon dan atom hidrogen. Golongan senyawa ini amat penting peranannya dalam abad teknologi ini. Karena begitu banyak produk yang dapat diturunkannya. Dua sumber utama hidrokarbon adalah minyak bumi dan gas alam serta batu bara. Minyak bumi adalah campuran senyawa yang kompleks terutama dari hidrokarbon alifatik, hidrokarbon aromatik terutama diperoleh dari batubara. Dalam senyawa hidrokarbon juga terdapat gugus fungsi. Masing-masing gugus fungsi dapat mempengaruhi sifat fisika dan kimia senyawa hidrokarbon tersebut.

B.    Tujuan percobaan
  Dapat mengetahui tingkat kelarutan beberapa sentawa organic beserta reaksi -reaksinya

C.     Rumusan masalah
1.      Bagaimana kelarutan seyawa – senyawa organic
2.      Apa reaks yang terjadi saat proses pelarutan
3.      Mengapa reaks tersebut dapat terjadi

D.    Waktu dan tempat percobaan
                Pukul 10.00 WIB di Pusat Laboratorium Terpadu (PLT) Universitas Islam Negeri Syarief Hidayatullah Jakarta

II.    DASAR TEORI
Hidrokarbon adalah senyawa organik yang molekulnya tersusun dari atom-atom karbon dan hidrogen. Ada tiga golongan senyawa yang termasuk hidrokarbon, yaitu hidrokarbon alifatik (alkana, alkena dan alkuna), hidrokarbon alisiklik (silkloalkana dan siklohalkena) dan hidrokarbon aromatik (benzena dan turunannya). Gugus fungsional adalah kelompok gugus khusus pada atom dalam molekul, yang berperan dalam memberi karakteristik reaksi kimia pada molekul tersebut. Senyawa yang bergugus fungsional sama memiliki reaksi kimia yang sama atau mirip. Kita mulai dengan klasifikasi hidrokarbon yang merupakan senyawa yang hanya tersusun oleh karbon dan hidrogen. Sedangkan senyawa karbon lainnya dapat dipandang sebagai turunan dari hidrokarbon. Hidrokarbon masih dapat dibagi menjadi dua kelompok utama: hidrokarbon alifatik, termasuk di dalamnya adalah yang berantai lurus, yang berantai cabang, dan rantai melingkar, dan kelompok kedua, hidrokarbon aromatik yang mengandung cincin atom karbon yang sangat stabil.
Hidrokarbon alifatik masih dapat dibagi menjadi dua kelompok berdasarkan kelipatan ikatan karbon-karbon; hidrokarbon jenuh yang mengandung ikatan tunggal karbon-karbon; dan hidrokarbon tak jenuh yang mengandung paling sedikit satu ikatan rangkap dua karbon-karbon atau ikatan rangkap tiga.
Gugus-gugus fungsi senyawa organic yang umum
1.    Gugus OH ( hidroksil) , gugus ini terdapat pada alkohol dan fenol
2.    Gugus C = O ( karbonil), terdapat pada golongan aldehida dan keton.
3.    Gugus:  COOH (Karboksil), gugus merupakan kombinasi antara gugus –C=O
       (karbonil) dan gugus –OH (hidroksil). Dari kombinasi nama kedua gugus itu pulahlah 
       diperoleh nama karboksil. Gugus karboksil adalah gugus fungsi pada golongan asam
       karboksilat.
4.    Gugus  -NH( amino ), terdapat pada senyawa amina primer dan asam amino.
5.    Gugus  -OR ( alkoksi ), gugus alkoksi terdapat pada golongan eter.
6.    Gugus -NHR dan -NR1R2, kedua gugus ini merupakan turunan dari gugus -NH2, dan     
       terdapat pada amina primer dan amina sekunder.
7.    Gugus-gugus turunan dari -COOH (karboksilat ).

Asam karboksilat
Asam karboksilat adalah asam lemak, karena itu hanya sedikit mengurai dalam air memberikan H+ dan anion karboksilat. Salah satu anggota keluarga asam karboksilat, yaitu asam asetat. Asam asetat adalah cairan jernih berbau sangat asam dan umumnya digunakan sebagai larutan cuka asam. Asam asetat kadarnya 100% pada suhu 16,6 0C akan membeku menjadi kristal yang menyerupai es, dalam keadaan ini disebut juga cuka es. Di alam dijumpai pula asam format, atau sam semut, HCOOH. Asam format yang murni juga merupakan cairan tak berwarna dan berbau menyengat, serta terasa perih bila terkena kulit. Senyawa ini larut dalam air, alkohol dan eter pada segala perbandingan. Di laboratorium anda dapt mensintesisnya dengan mengoksidasi metanol atau dengan menghidrolisis klorofrom dengan hidroksida encer. Asam format mudah dioksidasi menjadi CO2 dan H2O, dan mudah mereduksi kalium permanganat. Apabila raksa (II) oksida dikocok dengan asam format, maka sebagian melarut sebagai raksa (II) format. Reaksi ini dapat digunakan sebagai uji kualitatif untuk asam format. Berlawanan dengan asam karboksilat, ester yang merupakan turunan asam karboksilat mempunyai bau dan rasa sedap, sering diasosiasikan dengan buah-buahan dan bunga. Pengesteran asam karboksilat dengan suatu alkohol adalah reaksi yang dpat balik. Umumnya hanya 60-70% ester terbentuk pada kesetimbangan.

Inert
istilah inert digunakan untuk mendefinisikan suatu zat yang tidak bereaksi secara kimiawi.Gas mulia sebelumnya diketahui sebagai gas inert karena diketahui rendah tingkat partisipasinya dalam persneyawaan kimia. Alasan mengapa hal ini terjadi adalah karenakulit elekron terluar mereka sudah lengkap terisi, sehingga mereka memiliki kemungkinan yang rendah untuk mendapatkan atau kehilangan elektron. Sekarang diketahu bahwa gas ini sebenarnya bereaksi membentuk senyawa kimia seperti xenon tetrafluorida. Namun sejumlah besar energi dibutuhkan agar reaksi tersebut tercapai, biasanya dalam bentuk panas, tekanan, atau radiasi, dan seringkali dibantu dengan katalis. Hasil senyawa seringkali disimpan di dalam ruangan kering dan temperatur rendah untuk mencegah dekomposisi kembali ke elemen semula.

Kelarutan sering digunakan dalam beberapa faham. Kelarutan menyatakan pengertian secara kualitatif dari proses larutan (Petruci,1987). Kelarutan juga di gunakan secara kuantitatif untuk menyatakan komposisi dari larutan. Suatu larutan dinyatakan merupakan ”larutan tidak jenuh” jika solute dapat ditambahkan untuk memperoleh berbagai larutan yang berbeda dalam konsentrasinya. Dalam banyak hal, ternyata proses penambahan solute tidak dapat berlangsung secara tidak terbatas. Suatu keadaan akan dicapai dimana penambahan solute pada sejumlah solvent yang tertentu tidak akan menghasilkan larutan lain yang memiliki konsentrasi lebih tinggi (Keenan,1986).
Istilah kelarutan digunakan untuk menyatakan jumlah maksimum zat yang dapat larut dalam sejumlah tertentu zat pelarut atau larutan. Kelarutan bergantung pada jenis zat terlarut, ada zat yang mudah larut tetapi banyak juga yang sedikit larut.
Konsentrasi dari larutan jenuh, yaitu kelarutan, tergantung pada (Keenan,1986) :

Sifat solvent
Kelarutan yang besar terjadi bila molekul-molekul solute mempunyai kesamaan dalam struktur dan sifat-sifat kelistrikan dari molekul-molekul solvent. Bila ada kesamaan dari sifat-sifat kelistrikan, misalnya momen dipol yang tinggi, antara solvent-solvent, maka gaya-gaya tarik yang terjadi antara solute solvent adalah kuat. Sebaliknya, bila tidak ada kesamaan, maka gaya-gaya terik solute solvent lemah. Secara umum, padatan ionik mempunyai kelarutan yang lebih tinggi dalam solvent polar daripada dalam pelarut non-polar. Juga, jika solvent lebih polar, maka kelarutan dari padatan-padatan ionik akan lebih besar.
Sifat solute
Penggantian solute berarti pengubahan interaksi-interaksi solute-solute dan solute-solvent.
Suhu
Kelarutan gas dalam air biasanya menurun jika suhu larutan dinaikkan. Gelembung-gelembung kecil yang dibentuk bila air dipanaskan adalah kenyataan bahwa udara yang terlarut menjadi kurang larut pada suhu-suhu yang lebih kecil. Hal yang serupa, tidak ada aturan yang umum untuk perubahan suhu terhadap kelrutan cairan-cairan dan padatan-padatan.
Tekanan
Kelarutan dari semua gas naik jika tekanan saham dari gas yang terletak di atas larutan dinaikkan. Secara kuantitatif, hal ini dinyatakn dalam hukum Henry, yang menyatakan bahwa pada suhu tetap perbandingan dari tekanan saham dari solute gas dibagi dengan mol fraksi dari gas dalam larutan adalah tetap.

CARA KERJA


IV.    HASIL PENGAMATAN
Larutan 1. (n – heksana)
Larutan 1 + H2O = tidak larut
Larutan 1 + H2O + NaOH = tidak larut, menghasilkan 2 lapisan yitu n – heksana yang berada di  atas dan air yang berada di bawah
Larutan 1 + H2O + NaOH + HCl = tidak larut
Larutan 1 1 + H2O + NaOH + HCl + H2SO4 = tidak larut
n – heksana adalah senyawa inert

Larutan 2 (formaldehid)
larutan 2 + H2O = larut
larutan 2 diuji dengan lakmus biru = tetap biru
larutan 2 diuji dengan lakmus merah = berubah menjadi biru
formaldehid adalah senyawa asam karboksilat


larutan 3 (asam asetat)
larutan 3 + H2O = larut
larutan 3 diuji lakmus biru = berubah menjadi merah
larutan 3 diuji dengan lakmus merah = tetap merah
formaldehid adalah senyawa asam karboksilat

larutan 4 (aseton)
larutan 4 + H2O = larut
larutan 4 diuji lakmus biru = tetap biru
larutan 3 diuji dengan lakmus merah = berubah menjadi biru
aseton adalah senyawa basa

larutan 5 (dietil eter)
larutan 5 + H2O = larut
larutan 5 diuji dengan lakmus biru = tetap biru
larutan 5 diuji dengan lakmus merah = berubah menjadi biru
dietil eter daalah senyawa basa

larutan 6 (toluena)
larutan 6 + H2O = tidak larut
larutan 6 + H2O +  NaOH = tidak larut
larutan 6 + H2O +  NaOH + HCl = tidak larut
larutan 6 + H2O +  NaOH + HCl + H2SO4 = tidak larut
toluene adalah senyawa inert

larutan 7 (fenol)
larutan 7 + H2O = larut
larutan 7 diuji dengan lakmus biru = tetap biru
larutan 7 diuji dengan  lakmus merah = tetap merah
fenol adalah senyawa netral

larutan 8 (etilendiamin)
larutan 8 + H2O = larut
larutan 8 diuji dengan lakmus biru = berubah menjadi merah
larutan 8 diuji dengan lakmu merah = tetap merah
etilendiamin adalah senyawa basa

larutan 9 (isoamil alcohol)



IV.      PEMBAHASAN
Dalam percobaan ini praktikan mencoba memahami kelarutan beberapa senyawa organik. Karena yang kita ketahui senyawa organik merupakan senyawa kimia yang mengandung karbon (C).  Kelarutan menyatakan secara kulaitatif dari proses larutan.  Yaitu menyatakan jumlah maksum yang dapat terlarut dalam sejumlah tertentu zat terlarut atau larutan. Uji kelarutan senyawa organik ini bertujuan untuk mengetahui mengapa suatu senyawa dapat larut dan dapat menentukan apakah suatu senyawa termasuk basa kuat, asam lemah, asam kuat atau suatu zat netral. Prinsip uji kelarutan ini dengan panambahan aquades.
Sampel senyawa organic yang digunakan berjumlah 9 yaitu n- heksana, formaldehid, asam asetat, aseton, dietil eter, toluene, feno, etilendiamin, dan isoamil alcohol. Dimulai dengan kelarutan n – hesana, Heksana mempunyai Rumus fungsi CH3(CH2)4CH3) di uji kelarutannya untuk menentukan termasuk senyawa apa.  N-heksana ditambahkan dengan H2O tidak larut, dan terbentuk dua fasa. Dibagian atas adalah n-heksana dan dibagian bawah adalah air. Hal ini terjadi karena air merupakan senyawa polar sedangkan n-heksana adalah senyawa non-polar sehingga terjadi pemisahan. Selain itu dari berat jenis, berat jenis Air lebih bersar dari pada n-heksana sehingga air berada di bagian bawah. Air = 1 g/mL sedangkan n-heksana 0,6548 g/mL. setelah itu ditambahkan dengan NaOH tetap tidak larut. Dan ketika di tambahkan HCl dan H2SO4tetap tidak larut. Berdasarkan tabel pada teori menunjukan bahwa n-heksan termasuk pada senyawa  alkana inert. Inert adalah tidak bereaksi dengan solute.
Formaldehida, adalah senyawa organic dengan rumus molekul CH2O pengujian larutan ini pertama dengan menggunakan H2O yang hasilnya adalah larut karena berat jenis formaldehid lebih besar dari pada air. Larutan formaldehid dan air kemudian diuji dengan kertas lakmus biru yang ternyata mengalami perubahan menjadi merah dan lakmus erah tetap merah. Sehingga berdasarkan bagan pengamatan senyawa ini adalah jenis asam karboksilat
Asam asetat, mempunyai nama alternatif Asam metanakarboksilat, Asetil hidroksida (AcOH), Hidrogen asetat (HAc), Asam cuka. Dengan rumus molekul  CH3COOH. Asam asetat ini diuji kelarutannya, mula-mula dengan penambahan H2O. Penambahan air ini menyebabkan asam asetat larut. Hal ini karena berat jenisnya lebih besar dari air yaitu 1,049 g/L.. Larutan asam asetat dalam air merupakan sebuah asam lemah artinya hanya terdisosiasi sebagian menjadi ion H+ dan CH3COO-.
CH3COOH + H2O → H+ + CH3COO-
Setelah itu asam asetat yang telah ditambahkan dengan air. diambil beberapa tetes lalu ditetesi pada lakmus merah dan biru. Ternyata lakmus biru berubah jadi merah dan lakmus merah tetap merah. Karena, asetat dapat dilepaskan sebagai ion H+ (proton), sehingga memberikan sifat asam. Asam asetat adalah asam lemah monoprotik dengan nilai pKa=4.8. Basa konjugasinya adalah asetat (CH3COO−). Hal ini menunjukan bahwa asam asetat termasuk senyawa asam karboksilat.
Aseton, adalah seyawa dengan rumus molekul CH3COCHsaat dialrutkan dalam air aseton akan larut karena kelarutannya dalam air sanagt tinggi bahkan dapat larut dalam berbagai perbandingan. Kemudian larutan aseton dengan air diteteskan pada kertas lakmus merah dan biru dan ternyata hasilnya adalah lakmus meah berubah menjadi biru dan lakmus biru tetap biru sehingga dari bagan jenis seyawa organik dapat dikatakan bahwa aseton merupakan senyawa basa (amina dengan BM rendah) namun pada kenyataanya aseton merupakan jenis senyawa keton karena memiliki gugus    
Dietil eter adalah senyawa organic dengan rumus molekul (C2H5)2O. pengujian kelarutannya adalah dengan menggunkan air ia tidak  larut karena dietil eter merupakan salah satu senyawa alcohol yang tidak dapat larut dalam air, mungkin bisa namun hanya sedikit larut. Setelahnya ditambahkan NaOH ke dalam larutan tersebut namun tetap saja dietil eter tidak larut, dan setelah ditambhakan HCl barulah larutan ini bisa larut. Sehingga dari bagan kelarutan senyawa organic dietil eter termasuk ke dalam basa.
Toluen merupakan senyawa dengan rumus molekul C7H8 (C6H5CH3) dan memiliki kelarutan dalam air Kelarutan dalam air 0,47 g/L (20-25 °C). Dengan Densitas 0,8669 g/mL, zat cair. Dibandingkan dengan densitas air, air lebih besar dari pada toluen sehingga toluen tidak larut ketika ditambahkan dengan air. ketika ditambahkan dengan NaOH 5% tidak larut. Namun ketika ditambahkan dengan H2SO4 terbentuk 2 fasa. Yang paling atas berwarna putih sedangkan yang bawah bening(tidak larut). Hal ini menunjukan bahwa toluen termasuk senyawa inert aromatik.
Fenol merupakan senyawa organic dengan rumus kimianya adalah C6H5OH. Saat dilakukan pengujian terhadap kelarutan dalam air fenol ternyata larut dalam air, ini karena kelarutan fenol dalam air mencapai 8,3 gram/100 ml. Fenol adalah senyawa turunan benzena yang salah satu atom hidrogennya tersubstitusi oleh gugus hidroksi (-OH). Dengan demikian fenol mempunyai rumus molekul C6H5OH. Walaupun mempunyai gugus fungsi alkohol, sifat fenol berbeda dengan alkohol. Fenol mempunyai gugus hidroksi yang terikat pada karbon tak jenuh. Fenol mempunyai keasaman yang tinggi karena cincin aromatik yang bergandengan kuat dengan oksigen dan cenderung memutuskan ikatan antara oksigen dan hydrogen.    
Namun dalam percobaan yang telah dilakukan fenol yang telah larut dalam air diteteskan pada kertas lakumus merah dan biru namun hasilnya tidak terjadi perubahan warna pada kedua kertas lakmus. Ini mengindikasikan bahwa fenol bersifat netral.
Etilendiamin, seyawa organic dengan rumus kimia C2H4(NH2)2  saat dilarutkan dengan air senyawa ini tidak larut didalamnya, namun sebenarnya bukan tidak larut namun hanya sedikit larut karena kelarutannya dalam air adalah 0.90 g/ml. sehingga larutan etilendiamin dan air ini ditambahkan dengan NaOH dan hasilnya tetap tidak larut barulaha saayt ditambahkan dengan HCl bisa larut dengan sempurna. Ini berarti senyawa etilendiamin merupakan senyawa organic yang sifatnya basa. 

V.      KESIMPULAN
Dalam percobaan kali ini yaitu menentukan jenis senyawa organic berdasarkan kelarutannya sehingga didapatkan bahwa
n- heksana merupakan senyawa organic inert
formaldehida merupakan senyawa organic asam karboksilat
asam asetat merupakan senyawa organic asam karboksilat
aseton merupakan senyawa organic basa (Amina BM rendah)
dietil eter merupakan senyawa organic basa
toluena merupakan senyawa organic inert
fenol merupakan senyawa organic netral
etilendiamin merupakan senyawa organic basa
isoamil alkohol merupakan senyawa organic 

REFERENSI

UJI KELARUTAN SENYAWA ORGANIK

Posted by : ace
Date :Jumat, 28 Maret 2014
With 0komentar

Uji Kelarutan Senyawa Organik

|
Baca selengkapnya »


I.      Tujuan
Menentukan sifat senyawa dengan menguji kelarutannya

II.   Dasar Teori
Kelarutan menyatakan secara kualitatif jumlah maksimal zat yang dapat terlarut dalam sejumlah zat terlarut atau larutan. Dengan tes kelarutan, suatu senyawa dapat ditentukan apakah suatu senyawa yang sedang diuji adalah basa kuat (amina), asam lemah (fenol), asam kuat (asam karboksilat), atau suatu zat netral (aldehid, keton, alkohol, ester, eter). Pelarut yang digunakan dalam uji kelarutan senyawa organik adalah HCl 5%, NaOH 5%, NaHCO3 5%, H2SO4 pekat, air, dan pelarut-pelarut organik. Senyawa organik adalah golongan besar senyawa kimia yang molekulnya mengandung karbon,kecuali karbida, karbonat, dan oksida karbon. Studi mengenai senyawaan organik disebut kimia organik. Dari dolongan besar itu senyawa organik dapat diklasifikasikan  dalam keluarga (families) dan kelas (class) yang berbeda. Senyawa organik dibagi kedalam Sembilan kelas yang berbeda, digolongkan menurut sifat masing-masing dalam senyawa tersebut. Secara kuantitatif untuk menyatakan komposisi atau kelas dari larutan digunakan uji kelarutan terhadap senyawa tersebut.
Kelarutan suatu zat (solute) dalam solven tertentu digambarkan sebagai like dissolves like senyawa atau zat yang strukturnya menyerupai akan saling melarutkan, yang penjabarannya didasarkan atas polaritas antara solven dan solute yang dinyatakan dengan tetapan dielektrikum, atau momen dipole, ikatan hydrogen, ikatan van der waals (London) atau ikatan elektrostatik yang lain. Kelarutan sebagian besar disebabkan oleh polaritas dari pelarut, yaitu dari momen dipolnya. Namun Hildebrand membukti bahwa pertimbangan tentang dipol momen saja tidak cukup untuk menerangkan kelarutan zat polar dalam air. Kemampuan zat terlarut membentuk ikatan hidrogen lebih merupakan faktor yang jauh lebih berpengaruh dibandingkan dengan polaritas. Air melarutkan fenol, alkohol, aldehida, keton, dll yang mengandung oksigen dan nitrogen yang dapat membentuk ikatan hidrogen dalam air. Pelarut non polar tidak dapat mengurangi gaya tarik-menarik antara ion-ion elektrolit kuat dan lemah, karena tetapan dielektrik pelarut yang rendah. Pelarut juga tidak dapat memecahkan ikatan kovalen dan elektrolit yang berionisasi lemah karena pelarut non polar termasuk dalam golongan pelarut aprotik dan tidak dapat membentuk jembatan hidrogen dengan non elektrolit. Oleh karena itu zat terlarut ionik dan polar tidak larut atau hanya dapat larut sedikit dalam pelarut nonpolar. Maka, minyak dan lemak larut dalam benzen, tetrakloroda dan minyak mineral. Alkaloida basa dan asam lemak larut dalam pelarut nonpolar

III. Alat dan Bahan
a.    Alat
1.   Tabung reaksi
2.   Rak tabung
3.   Pipet tetes
4.   Kertas Lakmus
5.   Gelas Ukur

b.    Bahan
1.        n-heksan
2.        Formaldehid
3.        Aseton
4.        Asam asetat
5.        Dietil eter
6.        Toluen
7.        Fenol
8.        Trietil amina
9.        Isopropil
10.    Aquades
11.    NaOH 5%
12.    HCl 5%
13.    NaHCO3 5%
14.    H2SOpekat

IV. Prosedur Kerja


V.   Data Pengamatan



VI. Pembahasan
Pada percobaan ini, dilakukan percobaan untuk mengetahui sifat dari suatu senyawa organik, baik asam, basa, netral, atau inert. Sampel yang diidentifikasi adalah n-heksan, formaldehid, aseton, asam asetat, dietil eter, toluen, fenol, trietil amina, dan isopropil. Untuk menguji kelarutan dan sifat dari senyawa-senyawa organik tersebut, dilakukan pengujian dengan beberapa tahap.
Percobaan diawali dengan menambahkan beberapa tetes air/aquades ke dalam tabung reaksi berisi bahan organik yang akan diuji kelarutan dan sifat senyawanya. Jika senyawa tersebut larut dalam air, maka senyawa tersebut tergolong senyawa polar, kemudian diuji sifat asam, basa atau netral dengan menggunakan kertas lakmus merah atau biru. Larutan yang mengubah warna lakmus biru menjadi merah, senyawa tersebut termasuk asam karboksilat, sedangkan jika warna lakmus merah berubah menjadi biru, maka senyawa tersebut tergolong basa, dan jika tidak merubah warna kertas lakmus maka senyawa tersebut tergolong senyawa netral. Kemudian jika senyawa organik tersebut tidak larut dalam air, maka diuji dengan menambahkan larutan NaOH ke dalam tabung reaksi berisi bahan tersebut, jika senyawa itu larut langkah selanjutnya adalah menguji sifat dari senyawa tersebut dengan menambahkan NaHCO3 , jika senyawa tersebut larut dalam NaHCO3 maka senyawa tersebut bersifat asam, tetapi jika tidak maka senyawa tersebut bersifat basa lemah.
Ketika ditambahkan NaOH, senyawa organik itu tidak larut, kemudian diuji kembali dengan menambahkan larutan HCl, jika senyawa tersebut larut dalam HCl, maka senyawa tersebut bersifat basa, sedangkan jika tidak larut maka diuji dengan menambahkan larutan H2SO4 pekat. Bila senyawa itu larut, maka tergolong ke dalam senyawa netral (alkohol, alkena, atau keton) tetapi jika tetap tidak larut, maka senyawa itu termasuk senyawa yang inert. Senyawa inert merupakan senyawa yang tidak dapat larut dengan bahan kimia lain, senyawa ini juga sulit untuk bereaksi. Pada percobaan yang termasuk ke dalam senyawa inert adalah n-heksan dan toluen. N-heksan tergolong dalam senyawa hidrokarbon, senyawa heksana dan isomernya sangat tidak reaktif dan biasa digunakan sebagai pelarut organik yang inert. Toluen merupakan senyawa inert aromatik. Berdasarkan teori, toluen termasuk dalam senyawa non polar, yang dapat diketahui dari konstanta dielektrik toluen yang kecil, yaitu 2,4.
Asam organik adalah senyawa organik yang mempunyai derajat keasaman. Asam organik yang paling umum adalah asam alkanoat yang memiliki derajat keasaman dengan gugus karboksil -COOH, dan asam sulfonat dengan gugus -SO2OH mempunyai derajat keasaman yang relatif lebih kuat. Stabilitas pada gugus asam sangat penting dan menentukan derajat keasaman sebuah senyawa organik. Dalam percobaan ini senyawa yang tergolong asam organik adalah formaldehid, asam asetat, dan dietil eter. Formaldehida (juga disebut metanal) merupakan senyawa aldehida dengan rantai karbon tunggal, larutan ini bersifat asam dan tersedia dalam bentuk formaldehid 40% atau formalin. Larutan asam asetat dalam air merupakan sebuah asam lemah, artinya hanya terdisosiasi sebagian menjadi ion H+ dan CH3COO-. Dietil eter tergolong senyawa eter, Eter bersifat sedikit polar karena sudut ikat C-O-C eter adalah 110 derajat, sehingga dipol C-O tidak dapat meniadakan satu sama lainnya. Basa organik tergolong dalam senyawa amina, dalam percobaan yang tergolong basa organik adalah trietil amina, dan juga isopropil yang termasuk basa lemah golongan alkohol. Senyawa netral dalam percobaan ini adalah fenol dan aseton. Senyawa netral memiliki arti bahwa senyawa ini tidak memiliki muatan.
VII.   Kesimpulan
Berdasarkan percobaan dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Senyawa organik yang bersifat asam formaldehid, asam asetat, dan dietil eter
2. Senyawa organik yang bersifat basa adalah trietil amina dan isopropil
3. senyawa organik yang bersifat netral adalah fenol dan aseton
4. senyawa organik yang tergolong inert adalah n-heksan dan toluen

DAFTAR PUSTAKA


kunjungi juga ; disini

Uji Kelarutan Senyawa Organik

Posted by : ace
Date :
With 0komentar
▲Top▲